EMOSI
(KONSEP,
INDIKATOR, PENGUKURAN)
Pengertian
Emosi
Crow & Crow mengartikan emosi sebagai “suatu
keadaan yang bergejolak pada diri individu yang berfungsi sebagai inner
adjusment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai
kesejahteraan dan keselamatan individu”.
Berkaitan dengan itu, Coleman &
Hammen menyebutkan setidaknnya ada 4 fungsi emosi, yaitu:
1.
Emosi
adalah pembangkit energi
2.
Emosi
adalah pembawa informasi
3.
Emosi
bukan saja pembawa informasi dalam komunikasi intrapersonal, tetapi juga
pembawa pesan dalam komunikasi interpersonal
4.
Emosi
merupakan sumber informasi tentang keberhasilan kita
Teori-Teori
Emosi
1.
Teori
Emosi Dua-Faktor Schachter-Singer
”Teori
Emosi Dua-Faktor” Schachter-Singer dikenal sebagai teori yang paling klasik
yang berorientasii pada rangsangan. Reaksi fisiologik dapat saja sama (hati
berdebar, tekanan darah naik, nafas bertamah cepat, adrenalin dialirkan dalam
darah, dan sebagainnya), namun jika rangsangannya menyenangkan, emosi yang
timbul dinamakan senang. Sebaliknya, jika rangsangannya membahayakan, emosi
yang timbul dinamakan takut.
2.
Teori
Emosi James-Lange
Dalam
teori ini disebutkan bahwa emosi timul setelah terjadinya reaksi psikologik.
Jadi, kita senang ketika meloncat-loncat setelah melihat pengumuman dan kita
takut karena kita melihat ular.
Menurut
teori, emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada tubuh sebagi respons terhadap berbagai rangsangan yang datang dari
luar.
James
mengungkapkan, bukan penilaian yang menyebabkan suasana emosional, melainkan
reaksi tubuh kita terhadap interpretasi ini. Kitaa takut karena lari, dan kita
marah karena otot kita menegang, tangan kita mengepal, gigi gemeretak, dan
perut mual.
3.
Teori
“Emergency” Cannon
Teori
ini dikemukakan oleh Walter B.Cannon yang menyatakan bahwa karena gejolak emosi
itu menyiapkan seseorang untuk mengatasi keadaan yang genting, orang-orang
primitif yang membuat respons semacam itu bisa survivedalam hidupnya.
Perkembangan
Emosi
Para ahli psikologi sering
menyebutkan bahwa dari semua aspek perkembangan, yang paling sukar untuk
diklasifikasi adalah perkembangan emosional. Orang dewasa pun mendapat
kesukaran dalam menyatakan perasaannya. Reaksi terhadap emosi pada dasarnya
sangat dipengaruhi oleh lingkungan, pengalaman, kebudayaan, dan sebagainya,
sehingga mengukur emosi itu agaknya hampir tidak mungkin.
Disaat nak baru lahir, saraf yang
menghubungkan otak baru dengan otak lama belum berkembang secara penuh. Karena
itu, respons emosional anak tersebut tidak terkendalikan. Ia memberikan reaksi
secara keseluruhan, tanpa menunjukan perbedaan antara berbagai tingkat dan
jenis stimulus.
Dengan membandingkan antara
respons-respons emosional anak dan respons-respons emosional orang dewasa, bisa
diketahui bahwa perkembangan-perkembangan itu bergerak dari tingkat sederhana
ke tingkat yang rumit.
Gangguan
Emosi
1.
Teori
Lingkungan
Teori
lingkungan ini menganggap bahwa penyakit mental diakibatkan oleh beragai
kejadian yang menyebabkan timbulnya stres. Pandangan tersebut beranggapan bahwa
kejadian ini sendiri adalah penyebab langsung dari ketegangan emosi. Pada
umumnya, orang menganggap teori ini sesuai dengan akal sehat dan menerima
pandangan ini begitu saja.
Menurut
pandangan ini, tekanan emosional baru bisa dihilangkan kali masalah “penyebab”
ketegangan tersebut ditiadakan. Selama masalah tersebut masih ada, biasanya
tidak banyak yang bisa dilakukan untuk menghilangkan perasaan-perasaan yang
menyertainya. Karena yang disebut lebih dahulu diduga penyebabdari yang
belakangan, secara logis bisa dikatakan bahwa penghilangan masalah selalu dapat
menghilangkan kesukaran.
2.
Teori
Afektif
Pandangan
profesional yang paling luas dianut mengenai gangguan mental adalah pandangan
yang berusaha mengemukakan pengalaman bawah sadar yang dialami seorang anak
bermasalah kemudian membawa ingatan yang dilupakan dan ditakuti ini ke alam
sadar, sehingga dapat dilihat dari sudut yang lebih realistik. Sebelum rasa
takut dan rasa salah tersebut disadari, anak-anak itu diperkirakan hidup dengan
pikian bawah sadar yang dipenuhi dengan bahan-bahan yang menghancurkan yang
tidak dapat dilihat, tetapi masih sangat aktif dan hidup.
3.
Teori
Kognitif
Menurut
teori ini, penderitaan mental tidak disebakan langsung oleh masalah kita atau
perasaan bawah sadar kita akan masalah tersebut, melainkan dari pendapat yang
salah dan irasional, yang disadari maupu
tidak disadari akan masalah-masalah yang kita hadapi.
Macam-Macam
Emosi
Atas dasar aktivitasnya,
tingkahlaku emosional dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu :
1.
Marah,
orang bergerak menentang sumber frustrasi
2.
Takut,
orang bergerak meninggalkan sumber frustrasi
3.
Cinta,
orang bergerak menuju sumber kesenangan
4.
Depresi,
orang menghentikan respons-respons terbukanya dan mengalihkan emosi kedalam
dirinya sendiri.
Ekspresi dan
Emosi
Wullur melukiskan ekspresi sebagai
“pernyataan batin seseorang dengan cara berkata, bernyanyi bergerak, dengan
catatan bahwa ekspresi itu selalutumuh karena dorongan akan menjelmakan
perasaan atau buah pikiran”
Dalam kaitannya dengan emosi, kita
dapat membagi ekspresi emosional dalam 3 macam, yaitu :
1.
Startle
Response
2.
Ekspresi
wajah dan suara (facial and vocal expression)
3.
Sikap
dan gerak tubuh (posture and gesture)
Perasaaan dan
Emosi
Dalam mempelajari perasaan
“perasaan”, para ahli tidak mengadakan pembedaan yang tegas dengan emosi. Hal
ini tampak pada pembagian perasaan yang dilakukan oleh beberapa ahli
1.
Max
Scheler membagi perasaan dalam 4 golongan
a.
Perasaan
pengindraan, yaitu perasaan yang berhubungan dengan pengindraan; misalnya rasa
panas, dingin, sakit.
b.
Perasaan
vital, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keadaan tubuh; misalnya rasa
lesu, segar.
c.
Perasaan
psikis, yaitu perasaan yang menyebabkan perubahan-perubahan psikis; misalnya
rasa senang, sedih.
d.
Perasaan
pribadi, perasaan yang dialami secara pribadi; misalnya perasaan terasing.
2.
W.Stern
mengadakan pembagian perasaan sebagai berikut :
a.
Perasaan
yang bersangkutan dengan masa kini.
b.
Perasaan
yang bersangkutan dengan masa lampau.
c.
Perasaan
yang bersangkutan dengan masa yang akan datang.
3.
E.B.Titchenermengemukakan
bahwa perasaan mempunyai beberapa ciri :
a.
Perasaan
yang dilihat intensitasnya, yaitu kuat atau lemahnya perasaan itu.
b.
Perasaan
dapat dilihat kualitasnya sehingga kita dapat membedakan perasaan sedih dan
gembira.
c.
Perasaan
menghinggapi seseorang untuk jangka waktu tertentu.
4.
Waston
menyatakan bahwa manusia pada dasarnya mempunyai 3 emosi dasar, yaitu :
a.
Fear,
yang nantinya bisa berkembang menjadi anxiety (cemas)
b.
Rage,
yang akan berkembang antara lain akan berkembang menjadi anger (marah)
c.
Love,
yang akan berkembang menjadi simpati.
5.
Descartes
juga mengemukakan emosi-emosi asar sebanyak 6 macam, yaitu:
a.
Desire
(keinginan) d. Sorrow
(kesedihan)
b.
Hate
(benci) e. Love
(cinta)
c.
Wonder
(kagum) f. Joy
(kegembiraan)
Ciri – Ciri Emosi
Menurut H. Syamsu Yusuf LN, emosi sebagai peristiwa
psikologis mengandung ciri-ciri sebagai berikut :
1. Lebih bersifat subyektif dari pada peristiwa psikologis lainnya.
2. Bersifat fluktuasi (tidak tetap).
3. Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.
No comments:
Post a Comment